Di antara pertanyaan yang masuk, berasal dari Saudari Al-Yaqin. Pertanyaannya, sebenarnya, sangatlah penting: “Apa obat kerasnya hati?”
Maksudnya, ada orang yang tidak merasakan nikmatnya ketaatan—ia membaca Al-Qur’an, shalat, tetapi ia tidak menemukan kelezatan yang sering disebut dan diceritakan oleh para ulama salaf.
Pertanyaan serupa pernah diajukan kepada Hasan Al-Bashri rahimahullah. Ada seorang laki-laki yang mendatangi beliau, dan berkata: “Wahai Abu Sa’id, aku merasakan kerasnya hatiku. Apakah obatnya?” Hasan Al-Bashri rahimahullah menjawab, “Lunakkanlah hatimu yang keras dengan banyak berzikir kepada Allah.”
Jawaban ini sangat mendalam. Karena memperbanyak zikir kepada Allah ‘Azza wa Jalla akan membuat hati seorang muslim terpaut kepada-Nya, dan keterkaitannya kepada perkara duniawi akan berkurang. Dengan begitu, hatinya akan lembut, dan kerasnya perlahan-lahan hilang.
Namun, jika kelalaiannya semakin besar, maka keterikatannya dengan Allah akan semakin lemah. Sebaliknya, keterikatannya kepada dunia akan menguat, hingga hatinya menjadi keras. Ini semacam pola keseimbangan yang pasti.
Maka siapa yang ingin hatinya lembut dan terbebas dari kekerasan, hendaknya ia memperbanyak zikir kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Memperbanyak zikir kepada Allah.
“Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau berbaring…” (QS. Ali Imran: 191).
Termasuk obat kerasnya hati: membaca Al-Qur’an dengan penuh penghayatan. Ini merupakan salah satu sebab terbesar lenyapnya kekerasan hati.
Allah Ta’ala berfirman: “Seandainya Kami turunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, niscaya engkau akan melihatnya tunduk terpecah-belah karena takut kepada Allah…” (QS. Al-Hasyr: 21).
Lalu bagaimana pula dengan manusia? Jadi, membaca Al-Qur’an dengan penghayatan adalah salah satu sebab utama melembutkan hati.
Di antara obatnya juga: Doa. Seorang muslim sebaiknya berdoa kepada Rabb-nya:
“Ya Allah, hilangkanlah kekerasan hatiku, anugerahkanlah kepadaku hati yang khusyuk dan bersih.”
Di antara obat kerasnya hati juga: Shalat Malam (Qiyamul Lail). Shalat Malam termasuk sebab kelembutan hati dan lenyapnya kekerasan hati. Karena Shalat Malam bagaikan nutrisi jiwa bagi seorang muslim di sepanjang harinya. Jika ia rutin Shalat Malam, seiring berjalannya waktu, hatinya akan semakin lembut. Karena itu, Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Sesungguhnya bangun malam itu lebih kuat (pengaruhnya terhadap jiwa) dan lebih mantap ucapannya.” (QS. Al-Muzzammil: 6).
====
كَذَلِكَ مِنْ ضِمْنِ الْأَسْئِلَةِ هُوَ سُؤَالٌ لِلْيَقِينِ تَقُولُ وَهُوَ سُؤَالٌ كَبِيرٌ فِي الْحَقِيقَةِ يَعْنِي مَا هُوَ عِلَاجُ يَعْنِي قَسْوَةِ الْقَلْبِ
بِمَعْنَى أَنَّ الْإِنْسَانَ مَا يَتَلَذَّذُ بِالطَّاعَةِ يَعْنِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ يُصَلِّي لَكِنَّهُ لَا يَجِدُ اللَّذَّةَ الَّتِي يُتَكَلَّمُ عَنْهَا الَّتِي نَسْمَعُ عَنْهَا مِنْ كَلَامِ السَّلَفِ مَثَلًا
هَذَا السُّؤَالُ سُئِلَ إِيَّاهُ الْحَسَنُ الْبَصْرِيُّ رَحِمَهُ اللَّهُ جَاءَهُ رَجُلٌ وَقَالَ يَا أَبَا سَعِيدٍ أَجِدُ قَسْوَةً فِي قَلْبِي فَمَا الْعِلَاجُ؟ فَقَالَ الْحَسَنُ رَحِمَهُ اللَّهُ أَذِبْ قَسْوَةَ قَلْبِكَ بِكَثْرَةِ ذِكْرِ اللهِ
وَهَذَا الْجَوَابُ جَوَابٌ عَمِيقٌ لِأَنَّ الْإِكْثَارَ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ يَجْعَلُ الْمُسْلِمَ يَتَعَلَّقُ بِاللَّهِ وَيَقِلُّ تَعَلُّقُهُ بِالْأُمُورِ الْمَادِّيَّةِ فَيَرِقُّ الْقَلْبُ وَتَذْهَبُ عَنْهُ الْقَسْوَةُ شَيْئًا فَشَيْئًا
أَمَّا إِذَا عَظُمَتِ الْغَفْلَةُ قَلَّ التَّعَلُّقُ بِاللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَقَوِيَ التَّعَلُّقُ بِالْأُمُورِ الْمَادِّيَّةِ فَيَقْسُوا الْقَلْبُ فَهِيَ كَالْمُعَادَلَةِ
وَلِذَلِكَ مَنْ أَرَادَ أَنْ يَرِقَّ قَلْبُهُ وَأَنْ تَزُولَ الْقَسْوَةُ عَنْ قَلْبِهِ فَعَلَيْهِ بِالْإِكْثَارِ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ يُكْثِرُ مِنَ الذِّكْرِ
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ
وَمِنْ ذَلِكَ تِلَاوَةُ الْقُرْآنِ بِتَدَبُّرٍ فَإِنَّهَا مِنْ أَعْظَمِ أَسْبَابِ إِزَالَةِ قَسْوَةِ الْقُلُوبِ
وَاللَّهُ تَعَالَى يَقُولُ لَوْ أَنْزَلْنَا هَذَا الْقُرْآنَ عَلَى جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ
فَكَيْفَ بِالْإِنْسَانِ؟ فَتِلَاوَةُ الْقُرْآنِ بِتَدَبُّرٍ أَيْضًا مِنْ أَعْظَمِ أَسْبَابِ زَوَالِ قَسْوَةِ الْقَلْبِ
كَذَلِكَ أَيْضًا الدُّعَاءُ يَدْعُو الْمُسْلِمُ رَبَّهُ يَقُولُ
اللَّهُمَّ أَذْهِبْ عَنِّي قَسْوَةَ قَلْبِي وَارْزُقْنِي قَلْبًا خَاشِعًا وَقَلْبًا سَلِيمًا
كَذَلِكَ أَيْضًا قِيَامُ اللَّيْلِ مِنْ أَسْبَابِ رِقَّةِ الْقَلْبِ وَزَوَالِ قَسْوَتِهِ وَذَلِكَ لِأَنَّ قِيَامَ اللَّيْلِ بِمَثَابَةِ الزَّادِ الرُّوحِيِّ لِلْمُسْلِمِ طَوَالَ يَوْمِهِ فَإِذَا كَانَ يُصَلِّي مِنَ اللَّيْلِ فَيَعْنِي مَعَ مُرُورِ الْوَقْتِ يَرِقُّ قَلْبُهُ وَلِهَذَا قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلًا